Permainan Calung; Goncang Kaleng

Permainan calung atau disebut juga goncang kaleng adalah permainan mencari dan sembunyi dengan menggunakan kaleng berisi kerikil. Permainan ini dilakukan beberapa anak dari 5 orang hingga jumlah yang tak terbatas. Permainan ini dilakukan oleh anak laki-laki atau anak perempuan yang berumur berkisar 7 hingga 12 tahun. Permainan calung dilaksanakan di halaman atau lapangan yang luas.

Permainan calung tidak ada hubungannya dengan adat-istiadat ataupun terlepas dari suatu  pertalian dengan kepercayaan yang hidup di tengah-tengah masyarakat  pendukungnya. Permainan ini dilakukan untuk sekedar memenuhi hasrat bermain pada anak-anak atau ingin bergembira sesamanya. Selintas kita dapat melihat juga untuk berolahraga.

Bacaan Lainnya

Cara bermain calung ini adalah sebagai berikut: pertama, kaleng diisi dengan kerikil agar jika digoyangkan akan menimbulkan suara. Selanjutnya, dibuatlah lingkaran di tengah-tengah gelanggang permainan yang juga digunakan sebagi benteng dimana tempat meletakkan kaleng dan menggoncangkannya.

Kedua, sebelum memulai permainan terlebih dahulu mencari siapa  yang menjaga benteng atau pencari yang dikenal dengan “jadi”. Setelah didapat satu orang pencari, selanjutnya yang lainnya sembunyi yang disebut penyuruk. Penjaga mencari orang yang bersembunyi, jika ia menjumpai salah orang yang sembunyi maka ia akan lari ke benteng dan menggoncangkan kaleng. Apabila didahului oleh penyuruk dan digoncangkannya maka penyuruk akan bebas dan biasanya kaleng akan dibuang ke tempat yang agak jauh dari benteng. Ketika penjaga mencari kaleng tersebut, kesempatan itu akan digunakan oleh penyuruk untuk sembunyi kembali. Bila penjaga sudah menemukan semua penyuruk, maka yang pertama kali yang didapat giliran berjaga dengan cara sebagai berikut: 1) Kaleng dilempar, pemenang lari dan menyuruk yang “jadi” mengambil kaleng tersebut; 2) Para pemenang bersembunyi di tempat yang diinginkan; 3) Yang “jadi” setelah mengambil kaleng, diletakkan di lingkaran lalu yang “jadi” mencari penyuruk satu persatu; 4) Yang “jadi” setiap berjumpa penyuruk menggoncangkan kaleng dilingkaran sambil menyebutkan nama penyuruk tersebut; 5)Jika penyuruk lolos, ia merebut kaleng dilingkaran dan menggoncangnya dan melempar kaleng itu jauh-jauh, maka kalau ada penyuruk yang telah di dapat sebelumnya otomatis tertolong dan boleh menyuruk kembali; 6) Kalau peyuruk yang pertama ditemukan tidak ada peno­longnya, untuk permainan selanjutnya dialah yang “jadi”.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *