Permainan Singgam

Permainan Singgam. (foto: folklor.kosabudaya.id)

SINGGAM adalah permainan lambung batu yang ditangkap dengan telapak tangan. Batu pelambung dilambung kemudian secara cekatan mengambil batu yang berserakan, lalu menyambut batu pelambung kembali sebelum jatuh ke tanah.

Permainan singgam umumnya dimainkan oleh anak-anak perempuan antara 2 (dua) hingga tak terbatas, yang berumur antara 7 hingga 12 tahun. Singgam melatih anak-anak tentang ketangkasan, toleransi, dan rasa kebersamaan.

Bacaan Lainnya

Permainan singgam biasanya dimainkan di beranda atau di teras rumah sambil mengasuh adik, saat jam istirahat sekolah, ataupun sebagai pengisi waktu senggang lainnya. Permainan singgam tidak terikat dengan suatu tradisi atau adat, hanya sebagai hiburan.

Permainan singgam dimulai dengan para pemain duduk secara melingkar. Pusat permainan berada di tengah lingkaran tersebut. Giliran bermain biasanya mengikuti arah kebalikan jarum jam.

Bagi yang menang pertama, akan melakukan permainan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Nyerak dan langsung ambik satu;

2. Mengambil seluruh batu kerikil digenggam di telapak tangan, sedangkan ibu jari dan telunjuk memegang kerikil pelambung. Kemudian pelambung dilambungkan ke atas dan batu yang digenggam tadi diserakkan, dan secepatnya menyembut batu pelambung tadi, dilanjutkan dengan langkah berikut:

a) Ambil dua, sama halnya dengan nyerak (ambik satu), semua kerikil digenggam, sedangkan ibu jari dan telunjuk memegang batu pelambung, kemudian batu pelambung diambungkan ke atas dan batu yang digenggam diserakkan dan secepatnya mengambil batu sebanyak dua buah dan menangkap batu yang dilambungkan tersebut. Jika buah singgam lima buah, cara mengambilnya 2 x 2 kerikil dan terakhir 1 kerikil;

b) Ambik tiga, untuk ambik tiga, semua kerikil digenggam, sedangkan ibu jari dan telunjuk memegang batu pelambung kemudian batu pelambung dilambungkan ke atas dan batu yang digenggam diserakkan. Kemudian secepatnya mengambil batu sebanyak tiga buah dan menangkap batu yang dilambungkan tersebut. Jika buah singgam lima buah, cara mengambilnya, 3 x 2 buah kerikil;

c) Ambik empat, pada tahap ini posisi batu tetap sama, sedangkan jika dalam permainan buah singgam lima buah, cara mengambilnya 4 dan 1 buah kerikil;

d) Ambik lima, kembali ibu jari dan telunjuk memegang batu pelambung dan batu yang digenggam diserakkan. Selanjutnya batu pelambung dilambungkan untuk melakukan ambil lima.

Pemain berikutnya bisa bermain apabila pemain pertama (lawannya) atau pemain yang masih aktif disebut mati/kalah. Permainan singgam dianggap batal atau tidak sah jika si pemain tak dapat meneruskan urutan “ngambik” atau melakukan kesalahan saat menyentuh butir kerikil lain pada saat ngambik (disebut singgung) atau juga tidak bisa menangkap batu pelambung, atau saat salah satu dari batu dalam genggaman jatuh.

Selanjutnya untuk menentukan pemenang, setiap pemain dihitung melalui poin 10-100, atau sesuai dengan perjanjian sebelum bermain. Setelah dijumlahkan poin yang terkumpul dalam permainan, pemain yang mendapat poin tertinggi adalah pemenang dalam permainan.

Rujukan:
Elmustian Rahman, dkk. 2012. Ensiklopedia Kebudayaan Melayu Riau. Pekanbaru: Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universitas Riau.
Tim LAMR. 2018. Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau. Pekanbaru: Lembaga Adat Melayu Riau.
Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, Syaiful Anuar. 2021. Pendidikan Budaya Melayu Riau untuk SMP/MTs Kelas VIII. Pekanbaru: Penerbit Narawita

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *