Lu lu Cina Buta

LU LU CINA BUTA adalah permainan rakyat yang mendramatisasikan adengan orang buta yang berjalan teraba-raba. Permainan ini biasanya dimainkan pada sore dan malam hari terang bulan selama 2 sampai 3 jam di pekarangan rumah, ataupun pagi hari di sekolah-sekolah selama 15 sampai 20 menit sebagai pengisi waktu jeda.

Pemain lu lu cina buta berkisar sekitar 10 hingga 30 orang, usia 7 hingga 10 tahun. Boleh dimainkan oleh anak-anak laki dan perempuan atau campuran. Perlengkapan permainan sehelai sapu tangan yang akan digunakan untuk menyimpal mata bagi yang menjadi orang buta. Tempat bermain yang bisa dilakukan di halaman rumah, ataupun tanah lapang dengan ukuran lebih kurang 6 x 5 depa.

Bacaan Lainnya

Permainan lu lu cina buta selain da­ri mengasyikkan para pelakunya, dapat pula menghibur para penonton yang juga terdiri dari anak-anak di bawah umur. Permainan ini diselenggarakan oleh anak-anak dari segala tingkat sosial masyarakat, dengan tidak membeda-bedakan apakah mereka anak orang kaya, atau orang miskin, anak turunan bangsawan atau anak orang kebanyakan semuanya dipandang sama. Mereka bermain dalam satu kesatuan hakekat. Yakni bermam bersama-sama untuk menghibur diri, dan bergembira bersama-sama pula. Para penonton bisa berkomunikasi dengan para pelakunya saat mereka sedang menyanyikan lagu permainan tersebut.

Permainan ini diiringi dengan lagu Lu Lu Cina Buta, yang dinyanyikan tanpa musik pengiring.
Lu Lu Cina Buta
Lu banyak tai mata
Lu berjalan teraba-raba
Lala terantuk janda tua.

Dalam hal ini, janda, selalu ditukar-tukar menjadi nyonya atau kuda.

Cara bermain.

  1. Sut. Sebelum bermain dilakukan sut terlebih dahulu untuk mencari pelaku Cina Butanya: (a) Sut seorang lawan seorang, yang kalah terus sut lagi dengan yang berikutnya, berturut-turut hingga tinggal seorang yang kalah saja untuk menjadi Cina Buta, dan (b) Sut dengan mempergunakan jari tangan: (a)  Kelingking menang lawan ibu jari kalah dari telunjuk, (b) Telunjuk menang lawan kelingking, kalah dari ibu jari, dan (c) ibu jari menang lawan telunjuk, kalah dari kelingking.
  2. Yang kalah menjadi Cina buta, mukanya ditutup dengan sapu ta­ngan. Kemudian berdiri di tengah-tengah para pemain dalam kea-daan mata tersimpul.
  3. Yang menang beramai-ramai membuat lingkaran dengan cara berpe-gangan tangan: (a) Membuat jalan keliling sambil melingkar; (b) Sambil melingkar berkeliling, menyanyi bersama-sama “Lu Lu Cina Buta”, (c) Selesai  menyanyi,   pemain  duduk  mencangkung  dalam  posisi  menghadap pusat lingkaran.
  4. Setelah pemain selesai bernyanyi, Cina Buta berjalan meraba-raba para pemain, dan menerka nama sipemain tersebut: (a) Bila terkaannya tepat, maka yang diterka itu menjadi Cina Buta, lalu permainan baru pula dimulai seperti ( A. 2. 3. ) (b) Bila terkaannya meleset, maka ia terus menjadi Cina Buta, dan permainan diteruskan. Mulai lagi seperti ( A. 2. 3. )
  5. Permainan dilakukan terus menerus berulang kali, hingga kira-kira 30-45 menit bubar.

Peraturan permainan.

  1. Semua pemain harus ikut bernyanyi, kecuali yang menjadi Cina Bu­ta. Yang tak mau ikut bernyanyi. maka ia dihukum menjadi Cina Bu­ta, maka berlakukalah seperti ( A. 2. 3. 4. )
  2. Permainan tak bolek keluar lingkaran,.ataupun menghindarai diri dari rabaan Cina Buta. Barang siapa melanggar peraturan tersebut, maka dihukum menjadi Cina Buta. Dan, berlaku pula seperti ( A. 2. 3.4.)
  3. Cina Buta meraba-raba wajah, bahu, dan rambut pemain. Dilarang meraba-raba tempat lain terutama dibagian di bawah. Jika melanggar, perekaannya batal, dan kembali menjadi Cina Buta. Permainan diu-lang lagi seperti ( A. 2. 3. 4. )
  4. Pemain boleh mengatakan “cup” bila ianya ada keperluan mendadak mau keluar, lingkaran, seperti akan pispis atau akan buang hajat, dan sebagainya.
  5. Bila sekiranya sampai 3 kali putar si Cina Buta gagal menebak, maka permainan diulang seluruhnya dari sut, kemudian mulai main lagi ( A. 1. 2. 3. 4. )

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *