Wajik

Membuat Wajik. (foto: folklor.kosabudaya.id)

WAJIK atau nasi manis adalah ajik merupakan kue atau penganan yang dibuat dari pulut dikukus sampai masak dicampur dengan santan atau tidak pakai santan, dan gula merah dikacau sampai masak. Bahan utama pembuatan wajik adalah beras pulut.

Wajik biasanya dibuat dan disanjikan ketika hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, dan ada juga dibuat dan disajikan ketika diselenggarakannya pada kegiatan tertentu seperti batobo, rarak godang, silat, dll. Namun, dalam perkembangan berikutnya, wajikdibuat untuk arisan keluarga, menjamu tamu, dan pada acara lainnya. Ada terdapat dua jenis wajik yang ditemukan di tengah masyakat, yaitu Wajik tanpa santan dan Wajik menggunakan santan.

Bacaan Lainnya

Wajik tanpa Santan Kelapa
Wajik tanpa santan ke­lapa merupakan wajik yang salah satu bahannya adalah kelapa yang tidak dibuat san­tan tetapi diparut. Wajik tersebut, biasanya digunakan khusus untuk upacara, baik sebagai sarana upacara, maupun sebagai hi­dangan. Wajik jenis ini digolongkan lagi menjadi dua bagian yaitu wajik hidangan upa­cara bersunat dan wajik untuk upacara pertunangan.

Wajik hidangan upa­cara bersunat dipergunakan untuk keperluan saat upacara bersunat atau berkhitan bagi keluarga Kepala Adat. Bahan-bahan dari kue wajik adalah beras pulut, gula merah, kelapa parut dan sedikit garam.

Wajik untuk upacara pertunangan digunakan dalam pertunangan dalam upacara perkwinan. Bahan wajik untuk upacara ini sama dengan bahan untuk upacara bersunat, hanya komposisinya saja yang berbeda, yakni bahan wajik untuk lamaran penganten diperlukan gula merah yang lebih banyak, perbandingannya yaitu beras pulut 1 kg, gula merahnya 11/2 kg, kemudian kelapa parut, dan sedikit garam.

Cara pengolahan wa­jik tanpa santan kelapa, yaitu beras pulut dicuci bersih dan direndam semalaman. Setelah itu, beras pulut dicuci sampai bersih dan ditiriskan, lalu kukus beras pulut hingga matang, lalu angkat dan dinginkan. Sambil menunggu pulut dingin, iris-iris gula merah agar mudah hancur waktu direbus. Kemudian kelapa dikupas, dicuci lalu diparut. Tahap berikutnya, masukkan gula merah ke dalam belanga dan diberi sedikit air lalu direbus sampai mendidih agar rebusan air gula tidak meluap dan tumpah keluar dari belanga, lalu masuk­kan kelapa yang telah diparut tadi. Selanjutnya, aduk terus rebusan air gula merah dan kelapa parut ta­di hingga mengental. Setelah itu masukkan pulut kukus yang teah dingin ta­di ke dalam belanga, aduk terus dengan penggalu hingga rata, sampai adonan tidak lengket di belanga (kurang lebih satu setengah jam). Setelah itu, angkat dan letakkan dalam loyang atau dibentuk sesuai de­ngan yang diinginkan.

Wajik yang Menggunakan Santan Kelapa
Wajin ini biasanya dibuat dan dikonsumsi oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dalam acara-acara tertentu seperti menjamu tamu, arisan keluarga, atau lebaran. Namun kadang-kadang masyarakat di samping menggunakan wajik yang tidak memakai bahan santan, juga menggunakan wajik yang memakai santan, bisa juga hanya memakai salah satu di antara keduanya.

Bahan utama untuk membuat wajik yang meng­gunakan santan adalah beras pulut, santan kelapa, gula me­rah, dan sedikit garam. Cara pengolahannya, apabila digunakan untuk hidangan upacara atau hajatan yang melibatkan para kerabat dan tetangga terdekat. Per­tama-tama beras pulut dicuci bersih, lalu direndam semalam. Setelah itu, ditiriskan, kukus sampai matang, angkat dan dinginkan. Kemu­dian, masukkan gula merah, santan kelapa dan garam di belanga, lalu rebus sampai mendidih dan me­ngental. Selanjutnya, masuk­kan pulut yang telah dikukus tadi dan aduk dengan pengalu hingga rata, sampai adonan tersebut tidak lengket di belanga kurang lebih satu jam. Setelah itu, angkat dan letakkan dalam loyang atau dibentuk sesuai dengan yang diinginkan.

Selain makna dan fungsi tersebut di atas, ditinjau dari bahan-bahan yang digunakan,  juga mempunyai fungsi yang bermanfaat bagi tubuh. Hal itu dikarenakan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat wajik mengandung zat-zat yang diperlukan bagi kesehatan dan kekuatan bagi tubuh. Da-lam hal ini, beras pulut meng­andung karbohidrat, protetin, dan lemak. Selain itu, beras pulut juga mengandung zat-zat logam, seperti zat besi, kalsium, dan sulfat.

Kelapa selain berfungsi untuk memberikan rasa gurih pada masakan, juga mengan­dung zat-zat, seperti lemak, pro­tein, fosfor, dan vitamin. Ke-mudian gula merah mengan­dung zat-zat antara lainprotein, iemak, kalsium, fosfor, dan besi, serta mengandung karbohidrat yang berguna untuk memberikan kekuatan tubuh. Garam selain berfungsi untuk memantapkan, dan memberikan rasa asin pada masakan, juga mengandung zat-zat, antara lain natrium, fluor, dll. Di samping itu, garam juga mengandung yodium yang dapat mencegah penyakit gondok.

Rujukan:
Elmustian Rahman, dkk. 2012. Ensiklopedia Kebudayaan Melayu Riau. Pekanbaru: Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universitas Riau
Pemerintah Kota Tanjung Pinang. 2003. Kue Mueh Tradisional Melayu. Tanjungpinang: Pemerintah Kota Tanjung Pinang
Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, Syaiful Anuar. 2020. Pendidikan Budaya Melayu Riau untuk SMA/SMK/MA Kelas X. Pekanbaru: Penerbit Narawita
TIM LAMR. 2018. Buku Sumber Pegangan Guru Pendidikan Budaya Melayu Riau. Pekanbaru: Lembaga Adat Melayu Riau.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *