Asal Nama Rantaukasih-Kampar

Menurut cerita dari yang tua-tua, pada zaman dahulu di tepi sungai tinggallah. beberapa orang penduduk. Tempat yang mereka diami ini belum ada nama, karena, tempat ini masih seperti ladang, dengan kata lain penduduk waktu itu suka ladang berpindah. Orang-orang yang tinggal di desa ini, hidupnya sangatlah susah. Mata pencahariannya di samping berladang ada juga yang menangkap ikan di sungai. Yang nama sungai beser tentu bukan saja ikan isinya tetapi juga ada binatang buasnya, .jelasnya di sungai ini banyak buaya.

Pada.suatu waktu binatang buas ini mengamuk. Setiap orang yang pergi ke sungai ini baik untuk mandi maupun pergi mencuci selalu menjadi santapan yang empuk baginya. Bahkan bukan salah dia. menunggu di tepi sungai melainkan pergi ke bawah rumah penĀ­duduk menunggu mangsanya di sana. Maklumlah. rumah penduduk waktu itu tidak jauh dari suangai. Dengan mengamuknya binatang buas ini penduduk tidak berani turun dari rumahnya, semua jadi ketakutan. kalau mau turun juga terpaksa mencuri-curi supaya tidak kelihatan oleh Buaya.

Bacaan Lainnya

Diantara sebanyak penduduk yang tinggal di sana, hanya satu oranglah yang berani maju untuk melawan Buaya. Dia adalah. seorang laki-laki bernama Jawi. Orang ini sangat berani.,ia tidak takut akan buaya-buaya itu, ia tetap melakukan pekerjaannya seperti biasa.  Beliau ini malah berseru agar buaya-buaya ini meyerangnya, maka ia akan membunuh dengan parangnya.

Dengan keberanian Jawi ini,maka penduduk lainnya timbul semangat beraninya.  Maka beramai-ramailah mereka  turun menuju  sungai,masing-masing membawa  sebuah parang, bahkan ada yang membawa dua buah parang.  Baik laki-laki maupun perempuan membunuh buaya ini.Tiap buaya yang muncul  akan dipancungnya dengan parang.

Maka terjadilah peperangan antara, buaya dengan manusia.   Tidak saja buaya yang banyak mati, melakukan nyawa manusia banyak  juga yang melayang.

Akibat peperangan ini  tinggallah beberapa manusia saja yang masih hidup.  Akhirnya mereka ini melarikan diri  ke hulu  sungai.

Di sana mereka menemukan tempat yang baru, yang rasanya aman akan ancaman binatang buas itu.  Maka menetaplah mereka di  tempat yang baru ini.

Singkat cerita, lama-kelamaan bertambah banyaklah penduduknya, boleh dikatakan sebuah perkampungan pula.  Karena letaknya dipinggiran sungai, yang mana pada waktu itu  jalur lalu lintas orang menggunakan sungai, maka tempat ini menjadi persinggahan. Melihat kehidupan orang di sini agak lumayan, berdatanganlah orang-orang luar ke  tempat ini. Tujuan mereka datang untuk mesrubah nasib, karena di kampung ini kaya dengan hasil buminya.

Mata pencaharian mereka selain menangkap ikan juga mencari hasl hutan. Jelasnya kalau tidak bisa menangkap ikan,ia akan mencari hasil hutan,begitu juga sebaliknya.

Menurut cerita kepala kampung, setiap orang yang datang kesana jarang yang pulang ke kampung halaman, melainkan mereka menikah dengan orang (gadis-gadis) di desa itu. Waktu itu tempat yang mereka tempati ini belum juga ada nama.

Dengan tertambahnya penduduk dari tahun ke tahun,maka keĀ­pala kampung di sini mengumpulkan masyarakatnya untuk memusyawarahkan nama tempat yang mereka diami ini agar ada nama.

Setelah disepakati bersama maka salah seorang warganya mengusulkan supaya tempat yang mereka diami sekarang dinamakan Rantau Kasih. Alasannya memberi nama ini, karena setiap orang / yang datang ke kampung ini selalu menemukan jodohnya di sini. Jarang sekali setiap orang yang datang ke kampung ini yang tidak kawin dengan gadis-gadis sini.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *