Kenegerian Baturijal, Tiga Lorong – Inderagiri

Masjid Tua di Kenegerian Baturijal. (foto: tigalorong.id)

BATURIJAL adalah sebuah kenegerian di hulu sungai Inderagiri atau di hilir Batang Kuantan. Kenegerian ini terdiri dari tiga kampung yaitu Baturijal Hulu, Baturijal Hilir, dan Pematangselunak.

Penamaan
Secara etimologis, Baturijal berasal dari dua kata, batu dan rijal. Batu secara leksikal berarti batu yang mempunyai sifat keras dan massif, rijal berasal dari bahasa Arab yang bearti anak laki-laki (pemimpin). Secara harfiah kata ini dapat diartikan sebagai pemimpin yang berani.

Bacaan Lainnya

Versi lain mengatakan bahwa kata Baturijal diambil dari asal-mula batu, menurut cerita terdapat dua (batu) di dua kenegerian Baturijal dalam wilayah kerajaan Sriwijaya purba, yaitu yang pertama berasal dari Jambi dan yang satunya berasal dari Baturijal. Batu yang dimaksud dipercayai berjenis jantan, karena “rijal” berarti jantan. Ada pula versi lain yang mengatakan bahwa nama Baturijal berasal dari “batu perkasa”, yang datang dari Jambi yang sudah patah akibat berlaga atau bertarung dengan “Batu Hijau”, yaitu batu penunggu di negeri ini yang sampai sekarang masih ada di dusun Gaung Tengah (tepian mandi Baturijal Hulu berada di Sungai Indragiri). Gaung Tengah merupakan perbatasan kenegerian Baturijal Hilir dan Baturijal Hulu yang keadaannya kini diselimuti oleh lumut hijau. Meskipun Sungai Inderagiri yang membelah negeri Tiga Lorong ini tenang (tidak berarus) karena Genting Sungai ini diputuskan, namun batu tersebut tidak tertimbun lumpur dan tanah. 

Bila ditinjau secara etnolinguistik, bahasa Baturijal memiliki kesamaan dengan bahasa yang dipakai di beberapa daerah di Jambi. Misalnya kata ngan yang berarti “saya” atau “aku”, kan yang berarti “engkau”, dan nian yang artinya “sangat”, dan lain-lain.

Menurut sejarah lisan setempat, sebelumnya Baturijal terletak di tepian Sungai Indragiri di sebelah hulu Koto Tuo sekarang ini (sekarang di dusun Durian Simat). Konon, pada suatu hari ada orang yang berbuat mesum di masjid itu. Dan, karena kekuasaan Allah swt. mesjid itu terkerubus (terbenam ke dalam tanah) menjadi sebuah kolam dan muncul banyak pacat di sana, sehingga konon pada suatu waktu ada bayi dalam buaian mati digerumun pacat. Kampung itu kemudian ditinggalkan. 

Saat ini kenegerian Baturijal sendiri terbagi menjadi empat desa yaitu Baturijal Hulu, Baturijal Barat, Kototuo, dan kelurahan Baturijal Hilir. Kenegerian Baturijal berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Pelalawan di sebelah utara, Kenegerian Silunak (salah satu dari kenegerian Tiga Lorong) Kecamatan Peranap di sebelah Selatan, Kabupaten Kuantan Singingi di sebelah Barat, dan Peranap di sebelah Timur.

Kondisi geografisnya berupa dataran rendah dan rawa-rawa serta berbukit-bukit dengan hutan primer. Bentuk tanah berstruktur halus dan banyak mengandung tanah liat yang mudah diolah. Sedangkan iklimnya mempunyai iklim sub-tropis yang memiliki suhu berkisar antara 28-32 derajat celsius pada tahun 1991, sedangkan curah hujan rata-rata 1500-2500 mm/ tahun. Keadaan tanahnya subur dengan ketinggian dari permukaan laut lebih kurang 700 m. Di sepanjang kenegerian ini dialiri oleh aliran Sungai Indragiri dan anak sungai, seperti Sungai Sibungkul dan Sungai Penggalian.

Penduduk kenegerian Baturijal sudah banyak bermigrasi, seperti ke Pulau Penyalai, Kabupaten Pelalawan, dan menjadi kampung kedua Baturijal. Mata pencaharian penduduk kenegerian Baturijal, yaitu  a) Bertani, dengan sistem pertanian tradisional, yaitu dengan mempergunakan peralatan yang sangat sederhana seperti cangkul, sabit, kampak, parang, beliung, dan sebagainya. Hasil pertanian yang paling utama adalah padi. Kemudian karet, yang merupakan hasil pertanian kedua setelah padi.b) Nelayan, yang mencari penghasilan dengan menangkap ikan di sungai-sungai dan rawa-rawa di wilayah Tiga Lorong tersebut. Rawang Panjang merupakan tempat yang selalu dijadikan acara tradisi maghawang ikan (menangkap ikan) bersama antara orang-orang kenegerian Baturijal dengan masyarakat Cerenti di Kuantan.

Islam merupakan agama dianut oleh masyarakat Baturijal sejak berabad-abad lalu. Hal ini dapat dilihat dari sebuah Masjid Raya Pusako yang dibangun di penghujung abad ke-19. Mesjid ini kemudian pernah direnovasi pada tahun 1927. Sumber-sumber lisan pada masyarakat setempat menyebutkan bahwa di bawah mesjid ini tersimpan tajau (takar emas).

Masyarakat Baturijal menganut sistem kekerabatan Melayu purba, yaitu matrilineal, memiliki adat yang unik, yaitu perpaduan kebudayaan berbagai daerah di Sumatera. Namun demikian, persoalan-persoalan pemagian warisan misalnya orang Baturijal berdialog dengan ketentuan-ketentuan Islam. Unsur-unsur adat Baturijal yang berasal dari dua daerah, yaitu Melayu Riau dan Melayu Jambi. 

Kesenian yang berkembang di Baturijal antara lain bagenggong, Zikir Berdah (zikir rebana) dan Gendang Baghegung yang dipakai dalam istiadat perkawinan dan Sunat Rasul.Gendang Baghegung adalah permainan gendang dan diselingi pukulan gong. Kesenian tradisi ini masih dipertahankan kelestariannya oleh masyarakat Baturijal. 

Genre sastra lisan, naskah, nyanyian-nyanyian rakyat, dan seni pertunjukan juga dimiliki antara lain legenda nama-nama tempat seperti legenda Baturijal, legenda Tiga Lorong, tambo, ungkapan dan petatah-petitih, pantang larang, mantera, pantun, teka-teki, syair-syair bajike, nandung yang terutama diambil dari kitab barzanji, dan mengambai, bagenggong, silat, dan randai.

Rujukan:
Elmustian, Morfologi Bahasa Melayu Riau Dialek Baturijal, 1989; Fonologi Bahasa Melayu Riau Dialek Baturijal (1992), Elmustian, Al azhar, Abdul Jalil, dan Hery Budiman, 2007. Reidentifikasi Tradisi Lisan Melayu Indragiri Hulu. badan perencanaan pembangunan kabupaten indragiri hulu dengan pusat penelitian kebudayaan dan kemasyarakatan universitas riau.
1. Elmustian Rahman, dkk. 2012. Ensiklopedia Kebudayaan Melayu Riau. Pekanbaru: Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universitas Riau.
2. Isjoni Ishaq dan Mira Dwi Minarsih. 2003. Tiga Lorong dalam Sejarah Kerajaan Indragiri(1735 – 1765). Pekanbaru: Unri Press

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *