Asal Mula Nama Kampung Manggilang, Sumatra Barat

Lembah Harau di 50 Kota tidak jauh dari Kampung Manggilang. (foto: wikipedia)

TERSEBUTLAH dahulunya, tinggallah satu keluarga yang kaya raya. Keluarga ini mempunyai anak dara yang sangat ayu rupanya. Karena kecantikannya, ayah dan ibunya memberi nama anaknya itu dengan sebutan Manggi.

Suatu hari Manggi bermain dengan anak-anak dari desa yang sama. Karena asyiknya main Manggi tidak menyadari kalau hari sudah sore. Ayah bundanya sibuk mencari putri tunggalnya itu. Menyadari hari telah sore, Manggi buru-buru pulang. Sesampai di rumah Manggi menemukan kedua orang tuanya dalam keadaan sangat ketakutan. Esoknya Manggi tidak mengulangi perbuatannya.

Bacaan Lainnya

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun pun berganti tahun. Kini Manggi telah menjadi seorang gadis yang sangat cantik. Kecantikannya membuat pemuda di daerah Pangkalan menyukainya. Tetapi karena ayahnya orang yang kaya di daerah ini, ia tidak menginginkan anaknya di persunting oleh anak muda dari daerahnya. Setiap lamaran yang datang ditolak oleh ayah Manggi.

Karena tidak juga menikah, Manggi menjadi iri dengan kawan-kawan sebayanya yang telah menikah. Umurnya kini semakin bertambah. Ia jadi sering melamun seorang diri di belakang rumahnya.

Pada suatu ketika Manggi bertemu dengan pemuda yang gagah serta berkelakuan baik. Pemuda itu mencoba untuk meminang Manggi. Pinangannya ditolak oleh ayah Manggi, karena pemuda itu tidak mempunyai harta.

Mendengar penolakan dari ayahnya, Manggi menjadi sangat sedih. Ia semakin sering melamun di belakang rumahnya. Ibu Manggi pun menjadi sedih melihat nasib anaknya itu. Tapi apa boleh buat, ia tidak bisa menentang kehendak suaminya.

Karena tidak tahan lagi dengan kelakuan orang ayahnya, Manggi menjadi semakin sering melamun. Ia bahkan melamun hingga 2 hari 2 malam tanpa tidur.

Suatu hari, Manggi tidak pernah lagi masuk ke dalam rumah. Ibunya kemudian menjunguk Manggi di belakang rumah. Tapi apa yang terjadi, Manggi sudah tidak ada lagi di sana. Ibunya berteriak memanggil ayah Manggi.

“Ayah, Manggi hilang. Ayah… Manggi hilang! Manggi lang… Manggi lang.”

Teriakan dibuat ibu Manggi membuat heboh penduduk seluruh kampung. Orang-orangpun ramai datang berduyun-duyun.

Orang-orang kampung kemudian secara beramai-ramai mencari keberdaan Manggi. Sebagian penduduk ada yang menduga Manggi di culik makhluk halus, sebagian lagi mungkin Manggi lari dari rumah karena tidak tahan dengan sikap ayahnya

Setelah dicari ke sana kemari, Manggi tidak juga ditemukan. Segala dukun telah didatangi, semua gunung telah didaki, semua lurah telah dituruni, tebing curam bikit tinggi juga telah disusuri. Namun, Manggi nan cantik serta elok itu tidak diketahui keberadaannya.

Empat puluh hari kemudian, Manggi pulang dengan suami yang dicintainya. Laki-laki itu seorang sederhana dan baik. Mereka berjumpa saat Manggi jalan-jalan sendirian saat menyusuri sungai yang tidak jauh dari rumahnya.

Sejak persitiwa heboh itu, orang-orang kampung menamakan kampung mereka dengan Manggilang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *