Mencabut Misai Harimau

Pernah pada suatu ketika, sudah Yong bangun malam hari, terdengar suara hiruk-pikuk. Ada suara seperti orang berlari, ada juga seperti suara orang bermain musik, bercampur-campur suara, pokoknya ramailah malam itu sampai Yong tak dapat tidur balik.

Yong Dollah    : “Mike (kalian) ada mendengar tak Sungai Bengkalis itu ade haruk suare bebane macam nak haruk sampai subuh pagi?

Bacaan Lainnya

Pendengar      : “Ape bendanya itu Yong?

Oleh karena Yong pun tak dapat dapat tidur, dalam hati Yong pun tertanya-tanya ada apa gerangan yang terjadi di kampung ini, maka Yong ambik lampu picit, lalu Yong pakai trompa berjalan menuju tempat yang haruk (ribut-ribut) itu.

Yong Dollah    : “Kampung Yong itu Dik, rupa-rupanya ada orang sakit. Jadi berdukun buang tetemas, buang ancak. Tapi tak selesai, sebab mahluk halus yang masuk itu, minta misai harimau. Di tengah malam buta itu mana nak cari misai harimau!

Yong diam saja. Dalam diam itu Yong berpikir, apalah akal Yong, hendak membantu dukun yang mengubati orang sakit ini. Barulah Yong terpikir, di pulau Padang masih banyak harimau. Yong suruh orang Yong.

Yong Dollah    : “Sini, kayuh perahu, bawa aku aku ke Pulau Padang jam ini juge, jangan lengah-lengah!”

Pergilah Yong berdue ke Pulau Padang itu. Sampai di sana air sudah timpas pule. Yong rapah saja pantai pulau Padang itu berkucah Yong dengan lumpur.

Yong Dollah    : “Ape boleh buat, karena nak menolong orang sakit, biarlah! Kalau kita menolong harus betul-betul!”

Yong Dollah    : “Adik tahu apa jadinya?”

Sudah Yong berjalan lebih kurang tiga ratus depa meninggalkan tebing  terdengarlah ada suara, macam bunyi mendengkur. Yong cermati betul-betul suare itu. Semakin lama, makin lebih jelas bunyinya. Jangan-jangan puaka atau hantu belau lainnya. Sebab di pulau Padang masih sangat angker. Hutannya juga masih sangat lebat. Macam-macam saja boleh terjadi di sana.

Yong berjalan perlahan sambil memastikan arah suara itu. Setelah lebih dekat dan lebih jelas lagi, barulah Yong yakin.

Yong Dollah    : “Iya iya, iya! Betul Dik, itulah suara harimau sedang tidur mendengkur. Hemmmm, ape lagi, Yong endap betul-betul. Pelan-pelan Yong dekati Harimau yang tengah tidur mendengkur itu. Yong berisi, Dik!”

Yong baca serapah, yang ada pada Yong. Yong tengok betul-betul harimau tidur itu. Nampaknya tak peduli sangat harimau itu, meski dia sudah terbangun karena Yong menghidupkan andang dekat pada mukanya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *